SEMARANG - SMK Palapa Semarang dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya berhasil meraih juara dalam Electrical Innovation Award 2012. Kegiatan itu diadakan Himpunan Mahasiswa Elektro Fakultas Teknik Undip, Sabtu (24/11), di Auditorium Undip Jalan Imam Barjo kampus Pleburan, Semarang.
Rudi Prasetio, Koordinator Publikasi dan Komunikasi menyebutkan, kompetisi itu merupakan ajang kreasi inovasi bagi mahasiswa universitas se-Indonesia dan SMA se-Jawa. Kegiatan dengan tema ”Rekayasa untuk Membangun Bangsa” itu bertujuan menuangkan ide dan gagasan kreatif serta implementasinya dalam sebuah teknologi tepat guna.
”Peserta mencapai 30 tim, setelah melalui seleksi tersaring menjadi 20 tim yang terdiri atas 13 dari perguruan tinggi dan tujuh dari SMA/SMK,” kata Rudi.
Juara dibedakan menjadi dua kategori, untuk pelajar dan mahasiswa. Kategori pelajar, juara I diraih SMK Palapa (Pemanfaatan CCTV sebagai Media Pembelajaran), juara II SMK 3 Kendal (Pengusir Hama Persawahan), dan juara III SMA 2 Magelang (Peningkatan Efektivitas Pemanfaatan Web Camera Smadaface Cam Sebagai Salah Satu Solusi Alternatif Presensi Kehadiran Siswa yang mudah dan Murah).
Kategori mahasiswa, juara I Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (Tempat Sampah Cerdas Berbasis Human Potitioning Detector and Voice Respon System), juara II Universitas Diponegoro (Batako Jimat, Batako Jerami Anti Bakteri Berbasis Nanotechnology), dan juara III Universitas Lampung (Perancangan Material Komposit Dinding Ringan Aman Gempa dengan Pemanfaatan Limbah Kayu).
Adapun juara favorit diraih Universitas Diponegoro dengan karya Baterai Alternatif Berbahan Dasar Rumput Laut. Total hadiah yang diperebutkan pemenang senilai Rp 9 juta.
Persoalan Kehidupan
Rudi menambahkan, karya para peserta itu dilatarbelakangi persoalan yang ada pada kehidupan sehari-hari. Imam Pesuwaryantoro (20), mahasiswa Teknik Sipil Undip mengatakan, gagasan menelurkan batako jimat beranjak dari limbah jerami yang melimpah.
Menurutnya, lebih kurang 32 ton limbah jerami padi dihasilkan tiap hektere sawah per tahun. Dengan teknologi nano, jerami yang telah dimampatkan dilapisi semen nano dari sekam padi, lumpur lapindo, dan ampas tebu menjadi batako,” ujar mahasiswa semester V tersebut.
Bersama rekannya, Tanti Wijayanti (mahasiwa Teknik Arsitektur) dan Fajar Budi Laksono (mahasiswa jurusan Kimia), Imam memilih mengembangkan batako berbahan dasar jerami itu karena partisi dinding memegang porsi besar pada konstruksi bangunan. Lumpur Lapindo dipilih sebagai pelapis karena senyawa yang terkandung di dalamnya sama seperti semen, yakni silika, CaO, Fe2O3, dan Al2O3. (J9-60) (/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar